Meskipun pandemi COVID-19 belum benar-benar berakhir di seluruh belahan dunia, namun saat ini bank sentral dari banyak negara khususnya The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) mulai menaikkan suku bunga acuannya untuk membendung inflasi yang terus meroket. Hal yang paling ditakutkan adalah masih banyaknya negara yang belum bersiap diri. Kondisi ini bisa berakibat pada lesunya perekonomian karena PHK disinyalir akan semakin marak. Selain itu kredit juga akan melambat seiring dengan tingginya suku bunga kredit. Jika hal – hal tersebut benar akan terjadi, maka kita pun harus bersiap dengan dampaknya. Seumpama resesi sungguh terjadi di 2023 nanti, mungkin krisis kali ini akan berbeda dari krisis lainnya, karena mungkin pemulihannya bakal lebih lama dari biasanya.
Saran saya, untuk mengantisipasi potensi resesi tahun 2023 nanti, kita dapat mulai melakukan 6 cara berikut ini. Empat poin pertama merupakan tips agar tidak jatuh miskin saat resesi berlangsung, dan sisanya berkaitan dengan tips untuk meraih keuntungan di kala krisis terjadi.
1. Jaga Likuiditas Dana
Anda harus mengerti bahwa dalam kondisi krisis, aset yang Anda miliki pasti akan terkena dampaknya. Anda mungkin punya rumah, punya mobil atau punya apapun itu. Namun apabila tiba – tiba memerlukan uang untuk melakukan investasi atau untuk membeli kebutuhan, yang mengharuskan Anda menjual aset Anda, pasti harga aset tersebut akan turun harganya. Pertanyaannya, kenapa likuiditas itu penting ?
Aset kita pada umunya terbagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah Liquid, yakni aset yang mudah untuk dijual. Ketika Anda membutuhkan uang Anda bisa mencairkan aset liquid dan segera memperoleh uangnya. Jenis kedua adalah Illiquid, yakni aset yang sulit dijual atau dibutuhkan waktu lama untuk menjualnya. Contoh aset jenis ini adalah rumah, mobil, dan jam tangan mewah. Untuk menyambut 2023 nanti, opsi terbaik yang bisa Anda ambil adalah memiliki aset liquid yang dapat dicairkan kapanpun juga. Dengan begitu, ketika Anda mendapatkan peluang bagus di depan mata dengan risiko kecil dan harga yang rendah, Anda bisa menghajar habis-habisan dengan menanamkan modal di sana.
2. Rencanakan Hutang Anda
Hutang adalah salah satu aspek yang juga terkena dampak dari krisis. Anda harus mengeluarkan uang untuk membayar hutang cicilan. Ingat, kalau suku bunga naik berarti semua cicilan-cicilan Anda akan terkena dampak juga. Kalau Anda punya cicilan jangka panjang yang sifatnya harus bayar setiap bulan selama jangka waktu tertentu, pasti cicilan Anda akan membesar. Untuk hutang cicilan jangka pendek atau di bawah 1 tahun sebaiknya bisa segera dilunasi. Jangan menambah hutang lagi yang sifatnya konsumtif. Namun kalau hutangnya untuk hal yang produktif boleh dipertimbangkan lagi. Untuk hutang produktif, Anda perlu melakukan proyeksi yang ketat. Jika Anda tidak punya hutang bagus, jangan masuk ke hutang konsumtif terlebih dahulu.
3. Lindungi Diri Anda
Untuk melindungi diri sendiri, ada dua hal yang harus Anda miliki. Pertama adalah usahakan memiliki dana darurat. Dana darurat ini bisa berguna jika terjadi segala hal yang tidak bisa Anda duga. Contohnya, Anda para pekerja tidak akan tahu apa yang akan terjadi ke depan, bisa saja Anda tiba – tiba terkena PHK. Dengan mempersiapkan dana darurat, Anda bisa meminimalisir semua dampak yang akan terjadi di kemudian hari.
Lalu yang kedua adalah asuransi. Tidak perlu asuransi yang terlalu mewah, cukup Anda sesuaikan dengan kondisi Anda. Anda juga bisa manfaatkan asuransi BPJS di mana asuransi Kesehatan merupakan asuransi yang lebih wajib Anda miliki dibandingkan asuransi penyakit kritis dan kematian. Kita tidak tahu kapan kita sakit dan berapa dana yang dibutuhkan untuk pengobatan. Jika Anda sakit namun tidak memiliki dana yang cukup karena krisis berkepanjangan, Anda bisa memanfaatkan asuransi BPJS tersebut.
4. Atur Cashflow
Cashflow dapat dikategorikan menjadi dua, yakni income dan expense. Income dibagi lagi menjadi dua yakni fixed income dan variable income. Gaji bulanan yang Anda dapatkan dari bekerja itu termasuk kategori fixed income. Sedangkan penghasilan yang tidak pasti bisa dimasukan ke variable income. Dalam kondisi krisis nanti, diharapkan fixed income bisa memenuhi semua kebutuhan hidup primer. Di sisi lain, variable income bisa Anda alokasikan ke trading forex atau investment, contohnya jika ada peluang memborong aset-aset dengan harga murah.
Sementara itu, expense adalah hal yang harus mulai Anda tekan. Expense atau pengeluaran makanan misalnya, yang tadinya makan di tempat mewah diganti dengan masak sendiri di rumah. Permasalahan di sini adalah soal gaya hidup. Apakah Anda bersedia menurunkan gaya hidup Anda ketika krisis melanda?
5. Jangan Menangkap Pisau Jatuh
Setelah 4 point pertama yang merupakan tips untuk bertahan di tengah krisis, kini point berikutnya ada hubungannya dengan investment atau trading forex. Analoginya adalah ketika Anda sedang memotong sayuran, lalu pisau Anda jatuh, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda akan menangkap pisau tersebut? Tentunya tidak, Anda akan menunggu pisau tersebut menancap atau jatuh di lantai baru mengambilnya, bukan? Begitupun dengan trading forex.
Untuk mencari penghasilan tambahan di tengah krisis, trading forex bisa menjadi opsi namun jangan pernah melakukan trading ketika harga sedang bergerak kencang. Contohnya ketika harga bergerak turun, karena menganggap harga sudah terlalu murah dan tidak mau ketinggalan moment, Anda memaksakan masuk entry posisi dengan alasan harga sudah murah. Padahal kenyataannya harga terus bergerak turun. Sebaiknya Anda menunggu pergerakan harga mereda dahulu, baru Anda mengambil keputusan untuk masuk ke pasar.
Ketika dalam kondisi krisis seperti saat ini, percayalah bahwa pergerakan harga akan sangat kencang sekali dan Anda pasti memiliki banyak momentum untuk masuk ke pasar. Jangan masuk terburu – buru, pergunakan analisa teknikal Anda dengan baik sebelum masuk ke pasar. Untuk Anda yang bertipe investment atau long term, Anda bisa mulai memantau asset beresiko tinggi namun memiliki high return. Karena berdasarkan siklus, ketika terjadi krisis, pasti akan banyak sekali peluang yang harganya akan sangat terdiskon. Anda bisa memantau market forex, crypto dan saham.
6. Cari Side IncomeSaya tahu banyak dari Anda pasti akan bertanya – tanya pekerjaan apa yang terus bertahan di saat krisis. Di saat pandemi Anda bisa melihat bahwa banyak sektor yang terkena imbas hingga gulung tikar. Seperti bisnis travel, fitness, perhotelan dan lain – lain sebagainya. Namun belajar dari kasus pandemi tersebut seharusnya Anda sudah menjadi lebih kuat. Tetaplah berusaha untuk menemukan side income, seperti menjadi referral di FOREXimf.com. Jika Anda merekomendasikan teman – teman Anda untuk trading dengan menggunakan link referral yang diberikan dari FOREXimf, maka Anda bisa mendapatkan komisi. Selalu ada jalan selama Anda berusaha, bukan?