Penjualan ritel merupakan laporan ekonomi (fundamental) yang sangat penting dan diperhitungkan oleh para pelaku market finansial, khususnya para trader FX. Indikator tersebut mengindikasikan tingkatan pengeluaran konsumen yang menjadi elemen penting untuk menggerakkan roda perekonomian sebuah negara. Itulah yang menjadikan Retail Sales berpengaruh cukup besar pada kurs mata uang.
Jenis Penjualan Ritel
Menurut laporan penjualan ritel atau Data Retail Sales, ada dua bagian penting yang mesti diperhatikan:
- Penjualan ritel inti alias Core Retail Sales. Jenis ini tidak meng-input kalkulasi penjulaan otomotif
- Penjualan ritel total alias Retail Sales, di dalamnya terdapat data secara menyeluruh, bahkan penjualan otomotif
Di antara kedua ini, trader serta analissi umumnya lebih condong ke data inti. Alasannya penjualan otomotif lebih volatile.
Perlu dipahami di Negeri Paman Sam, Data Retail Salses disebut Advanced Retail Sales. Tapi beberapa negara lain cukup menyebutnya Retail Sales. Lalu untuk penjualan otomotif persentasenya sekitar 20% dari Retail Sales keseluruhan.
Namun data penjualan retail tersebut sangat sedikit mempertimbangkan pengeluaran konsumen pada sektor jasa. Sebagian kecil yang bisa dimonitor melalui indikator ini.
Di Amerika Serikat, Data Retail Sales dikeluarkan U.S Cencus Bureau atau Biro Sensus. Biro tersebut juga memperlihatkan persentase seputar perubahan total selling value apda sektor ritel untuk periode tertentu.
Di AS maupun beberapa negara lainnya, data tersebut akan dikeluarkan setiap bulan. Perkiraannya antara dua minggu pasca bulan penghitungan sudah berakhir. Jika ditarik kesimpulan, data Mei kemungkinan rilis pada pertengahan Juni, lalu data Juni dikeluarkan di pertengahan Juli, begitu seterusnya.
Pengaruh Penjualan Ritel Terhadap Pasar Forex
Penjualan ritel kerap menjadi perhatian trader FX serta pengamat, khususnya yang mengaplikasikan Fundamental Analysis. Kenapa demikian? Data ini menunjukkan gambaran seputar daya beli trend dan akan memberikan dampak secara langsug terhadap kekuatan sebuah negara di bidang ekonomi.
Umumnya, ketika Data Sales Retail hasilnya lebih baik dari prediksi, menandakan ekonomi sebuah negara tengah tumbuh. Ini didukung banyaknya konsumen yang menggunakan produk perusahaan. Sehingga pendapatan perusahaan pun juga meningkat.
Adanya peningkatan pendapatan mendorong perusahaan mulai berekspansi. Caranya bermacam-macam, bisa dengan membuka cabang, gaji pegawai dinaikkan, inovasi baru, merekrut karyawan baru, dan lain-lain.
Tumbuhnya perekonomian juga menujukkan bahwa daya beli para konsumen semakin kuat. Hal ini berjalan beriiringan dengan kenaikan tingkat inflasi. Kuatnya ekonomi mampu memberikan dampak pada nilai tukar mata uang yang menguat. Lalu inflasi yang naik memicu bank sentral menaikkan SBA atau suku bunga acuan.
Data penjualan ritel juga dapat turun ke angka lebih kecil dari pada angka yang diperkirakan sebelumnya. Kondisi tersebut mengindikasikan kondisi perekonomian negara sedang kontraksi alias perlambatan.
Ketika hal ini terus-menerus terjadi, menunjukkan konsumen yang tidak ingin mengeluarkan uangnya untuk belanja. Pengaruh penjualan ritel yang semakin buruk akan membuat perusahaan terpaksa harus memberhentikan para karyawannya alias PHK.
Bisa juga dengan menerapkan kebijakan lain yaitu mengurangi tunjangan keras sampai menyebabkan resesi. Dalam kondisi seperti ini, bank sentral juga tidak punya banyak opsi selain menurunkan suku bunga.
Kebijakan ini diharapkan membuat orang-orang mau berbelanja Kembali dibandingkan harus menabungnya di bank. Selain itu, penurunan suku bunga juga menyebabkan nilai tukar uang di negara tersebut melemah.